Jam digital di kamarku sudah menunjukkan pukul 22.52 tapi entah mengapa aku belum merasa mengantuk. Ada beberapa hal yang mengganggu pikiranku, salah satunya adalah kamu. Ya, kamu! Akhir-akhir ini hubungan kita memang jauh membaik. Aku sudah punya keberanian untuk menyapa bahkan bertanya padamu. Keberanian yang ku kumpulkan selama sembilan bulan sejak kita terakhir kali saling menyapa.
Aku senang keadaan membaik, walaupun tidak kembali seperti semula. Setidaknya, sekarang aku tidak perlu berpura-pura tidak melihatmu ketika bertemu, tidak perlu bersembunyi ketika melihatmu dan tidak perlu memendam rindu karena sekarang aku sudah berani mengatakannya walaupun hanya lewat pesan singkat.
Aku senang kamu sudah mulai bisa menerimaku lagi, walaupun hanya sebagai teman. Ku pikir ini jauh lebih baik. Setidaknya, aku tidak akan merasakan sakit kehilanganmu lagi. Pertemanan lebih abadi dibandingkan dengan hubungan yang biasa disebut pacaran. Tidak perlu mengatur dan diatur, tidak mengikat dan diikat. Bukankah ini lebih baik?
Aku senang jika kamu sudah menemukan penggantiku. Aku yakin pilihanmu adalah yang terbaik. Walaupun dulu aku pernah mengatakan "Dia memang lebih baik daripada aku, tapi aku yang terbaik buat kamu." Sekarang, aku cabut kata-kata itu. Aku sadar, aku bukan yang terbaik untukmu. Selamat mengembara mencari seseorang beruntung yang terbaik untukmu. Aku juga akan mengembara mencari seseorang yang terbaik untukku. Yah, walaupun aku selalu berfikir seseorangku adalah kamu, tapi jika kamu berfikir seseorangmu bukanlah aku maka aku akan mengubah pemikiranku itu.
Semoga kamu bahagia, dengan siapapun orang yang kamu pilih.
Dari aku, yang menyayangimu.
0 komentar:
Posting Komentar