Welcome to Psychology, Miftah ^^

Goodbye Statistics! Welcome to Psychology, Miftah!
Okeh, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang juga! AAAAA senang banget rasanya ngucapin selamat tinggal statistika :D *oke ini lebay -_-
Setelah perjuangan panjang bertahan di statistika sambil nunggu proposal dikonfirmasi, akhirnya orang tua setuju juga aku pindah! AAAAA cinta kalian, ibu bapak :*

Awalnya, aku daftar UNY jurusan Pendidikan Matematika dan Pendidikan Teknik Informatika tapi ternyata rejekiku bukan di sana. Dan ibuku mulai dengan serangannya minta aku masuk kesehatan; entah ahli gizi, analis kesehatan, kebidanan, keperawatan dll yang berhubungan dengan kesehatan. Sementara bapakku ngebebasin aku pilih jurusan yang aku mau asalkan kali ini aku betah dan ga minta pindah lagi. Akhirnya setelah berpusing-pusing yang sangat lama pilihanku jatuh ke jurusan Psikologi UII setelah mendapat hasutan dari ibu kos yang bilang kalau psikologi itu santai, ga terlalu berat. Setelah ku pikir-pikir, boleh juga. Aku memang cari jurusan yang ga terlalu berat dan bisa dibawa santai, selain itu aku berharap dengan masuk psikologi aku bisa "menyelesaikan" masalah bathinku.

Finally, 29 Juli kemarin aku daftar di UII dengan jurusan Psikologi. Dan setelah berpusing-pusing ngerjain soal-soal selama 100 menit hasilnyapun keluar dan TARAAAAAAA:
"Selamat Anda diterima di Prodi Psikologi dengan Caturdharma *sekian sekian*"

Alhamdulillahi robbil'alamin.
Semoga kali ini barokah. Do'ain Miftah yaa teman-teman ^^
Miftah, hwaiting!!

Bisikan Busuk (1)

"Tuhan bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk mencintanya. Namun bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup skali ini saja."

Lagu itu menggema keras di kamarku. Keras sekali sampai aku tak bisa mendengar  suara lain selain lagu itu. Lagi, aku menangisimu. Entah untuk yang ke berapa kali. Tangisan kebencian sekaligus kehilangan yang mendalam. Ya, aku belum bisa menerima semua kenyataan ini.

Tanpamu. Membayangkannya saja aku belum pernah, sekarang aku dipaksa merasakannya. Ingin rasanya meneriakkan semua yang ada di hatiku kepada semua orang. Tapi tidak mungkin, mereka tidak akan mengerti dengan apa yang ku rasa. Ya, karena hanya kamu yang mengerti aku.

Sekitar 3 tahun lalu kamu datang ke dalam hidupku yang sunyi. Mengisi hari-hariku yang hitam putih dengan warna-warni. Mendengar semua keluh kesahku tanpa banyak berkomentar. Ya, kamu beda dengan mereka yang terlalu banyak berkomentar. Kamu tidak pernah menuntutku ini itu, kamu membebaskanku menjadi diriku sendiri. Beda dengan mereka yang menuntutku terlalu banyak tanpa memberikan solusi. 

Aku merindukanmu.

Quote (39)

"Aku hanya ingin menghilang dan dilupakan."

Quote (38)

"Paling tidak, bisa menerima saja sudah cukup. Jangan terlalu berharap pada manusia karena pada akhirnya kamu akan kecewa. Manusia tidak bisa banyak memberi yang kamu inginkan atau bahkan yang kamu butuhkan. Terima saja dulu. Tuhan Maha Pengasih, percayalah!"

Dikutip dari Ila's Diary

Tentang Bertahan

Aku tahu semuanya akan seperti ini. Aku hanya harus bertahan sampai akhir. Ya, sampai akhir. Bertahan. Sendirian.

Quote (37)

"It's hurt to know...

You'll never remember the things I'll never forget."

Quote (36)

"Aku ingin memelukmu saat ini juga. Berlari dan menangis di punggungmu. Sampai sesenggukan. Meneriakkan semua kalimat yang selalu bertebaran di kepalaku,

agar aku tidak lagi kelelahan menahannya."

Dikutip dari Namarappuccino

Quote (35)

"Aku memimpikanmu semalam. Semuanya terasa begitu nyata. 

Melihatmu sedekat itu, kini hanya dapat ku rasakan dalam mimpi."

Quote (34)

"Denganmu aku pernah bahagia, tanpamu aku tetap bahagia."

Quote (33)

"Kita harus menerima masa lalu sebagai bagian dari hidup kita. 

Memaafkan dan melepaskan diri kita yang dulu."

Dikutip dari Namarappuccino

Quote (32)

"Aku ini lucu, pelupa tapi tidak pernah mudah melupakanmu."

Dikutip dari Namarappuccino

Quote (31)

"Melepaskan memang tidak mudah, tapi untuk apa mempertahankan sesuatu yang tidak ingin dipertahankan?"